Swasembada yang berkelanjutan mengacu pada kondisi di mana suatu negara atau wilayah mampu memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Ini bukan hanya tentang mencapai swasembada (kemampuan memenuhi kebutuhan sendiri), tetapi juga memastikan bahwa upaya tersebut tidak merusak lingkungan, menyejahterakan masyarakat, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Elaborasi:
Swasembada pangan adalah kondisi di mana suatu negara atau wilayah mampu memproduksi semua kebutuhan pangan masyarakatnya secara mandiri, tanpa bergantung pada impor.
Swasembada pangan penting untuk menjamin ketersediaan pangan bagi seluruh penduduk, mengurangi ketergantungan pada negara lain, dan meningkatkan ketahanan ekonomi.
Indonesia pernah mencapai swasembada beras, namun kemudian mengalami fluktuasi. Saat ini, pemerintah sedang berupaya mencapai swasembada berkelanjutan untuk berbagai komoditas pangan.
Pertanian berkelanjutan memperhatikan pelestarian lingkungan, seperti penggunaan pupuk organik, pengendalian hama terpadu, dan konservasi air.
Peningkatan kesejahteraan petani dan masyarakat pedesaan menjadi bagian penting dari swasembada berkelanjutan, termasuk akses terhadap pasar yang adil dan pengembangan usaha pertanian.
Swasembada berkelanjutan juga harus memberikan manfaat ekonomi, seperti peningkatan pendapatan petani, pengembangan industri pengolahan pangan, dan diversifikasi ekonomi pedesaan.
Nagari Magek di Sumatera Barat berupaya mencapai swasembada pangan dengan mengoptimalkan lahan tidur, mengembangkan pertanian organik, dan memberdayakan petani.
Konsep desa swasembada mengacu pada desa yang mampu memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri, tanpa bergantung pada pasokan dari luar.
Dengan demikian, swasembada yang berkelanjutan bukan hanya tentang mencapai kemandirian pangan, tetapi juga tentang menciptakan sistem pangan yang adil, berkelanjutan, dan menyejahterakan semua pihak.
Dipost : 11 Juli 2025 | Dilihat : 9
Share :